Kerajaan Sriwijaya - Sejarah dan peninggalannya

 

Kerjaan Sriwijaya
Gambar hanya ilustrasi

Halo di artikel kali ini saya akan membahas tentang sejarah dan peninggalan kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya didirikan padahal tahun 670 Masehi. Kerajaan Sriwijaya berasal dari Palembang. Daerah kekuasaan kerajaan Sriwijaya adalah Sumatra, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Singapura, semenanjung kra (sekarang Thailand dan Malaysia), Kamboja, Vietnam Selatan, Kalimantan, Jawa barat, dan Jawa tengah.

Nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gemilang-gemilang" . Kerajaan Sriwijaya beribukota di Palembang di pinggir sungai Musi. Sebelum abad 12 Sriwijaya merupakan negara berbasis darat dari pada kekuatan maritim. Strategi angkatan laut Sriwijaya bersifat menghukum untuk memaksa kapal-kapal dagang datang ke pelabuhan mereka. Armada laut Sriwijaya merosot menjadi perompak.

Historiografi Sriwijaya diperoleh dari 2 hal yaitu catatan sejarah Tiongkok dan sejumlah prasasti batu Asia tenggara yang ditemukan. Sekumpulan prasasti Siddhayatra abad ke 7 ditemukan di Palembang merupakan sumber sejarah adanya kerajaan Sriwijaya.

Arkeolog Palembang menemukan sebuah perahu kuno yang diperkirakan sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Perahu ini ditemukan di desa Sungai pasir, kecamatan cengal, kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. Sayangnya kepala dari perahu tersebut sudah hilang. Perahu ini dibuat dengan tehnik pasak kayu dan papan ikat yang menggunakan tali ijuk. Bukannya hanya ditemukan perahu, masih banyak lagi artefak yang ditemukan.

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan terbesar Nusantara. Pada abad ke 20 kerajaan ini menjadi referensi kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan sebelum kolonialisme Belanda. 

Ada beberapa peninggalan kerajaan Sriwijaya diantaranya ada Prasasti Karang Berahi. Prasasti Karang Berahi adalah sebuah prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1904. Prasasti ini terletak di di desa Karang Berahi, kecamatan Pamenang, kabupaten Merangin, Jambi. Prasasti ini ditulis menggunakan bahasa Melayu kuno. Isi dari prasasti ini adalah "kutukan bagi orang yang tidak tunduk atau setia kepada raja dan orang-orang yang berbuat jahat". 

Prasasti Telaga Batu adalah prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya. Prasasti Telaga Batu sekarang disimpan di museum Nasional. Prasasti Telaga Batu dipahatkan pada sebuah batu andesit yang sudah dibentuk sebagaimana layaknya sebuah prasasti dengan ukuran tinggi 118 cm dan lebar 148 cm.

Isi dari prasasti ini adalah kutukan terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan di kedatuan Sriwijaya dan tidak taat kepada perintah dātu. Prasasti ini salah satu prasasti kutukan yang paling lengkap memuat nama-nama pejabat pemerintahan. Beberapa sejarahwan menganggap dengan keberadaan prasasti ini, diduga pusat Sriwijaya itu berada di Palembang dan pejabat-pejabat yang disumpah itu tentunya bertempat-tinggal di ibu kota kerajaan.

Prasasti Talang Tuo merupakan salah satu peninggalan yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini ditemukan pada tanggal 17 November 1920. Prasasti ini berisi tentang menginformasikan tentang aliran Buddha yang dianut pada masa Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu kuno.

Itulah sejarah dan peninggalan kerajaan Sriwijaya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terimakasih bagi anda yang sudah membaca artikel ini. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bentuk pemerintahan Perancis setelah revolusi

Beginilah perkembangan flashdisk dari zaman ke zaman

Gak banyak yang tau - Siapakah penemu fitur Copy paste komputer